Eksplorasi Alam Bali Utara
- Ary & Joseph
- Jun 15, 2019
- 7 min read
Pulau Bali sudah dikenal sebagai destinasi yang menjadi favorit wisatawan, tak hanya di domestik tapi juga mancanegara. Keindahan alam dan kultur budayanya yang masih kental membuat banyak orang betah menghabiskan waktu berlibur di Bali.
Di Bali, tak hanya Kuta dan Ubud saja yang menarik untuk dikunjungi, tapi masih banyak tempat yang bagus. Salah satunya adalah Buleleng yang berada di Bali Utara. Ada banyak pilihan mulai dari alam hingga budaya yang ditawarkan Kabupaten Buleleng.
Kabupaten Buleleng adalah sebuah Kabupaten di provinsi Bali, Indonesia. Ibu kotanya ialah Singaraja. Buleleng dulunya adalah sebuah Kerajaan, merupakan salah satu Kerajaan Hindu Budha tertua di Bali. Kerajaan ini berkembang pada abad IX-XI Masehi. Kerajaan ini diperintah oleh Dinasti Warmadewa. Kerajaan ini dapat dipelajari melalui prasasti Belanjong, Penempahan, dan Melatgede. Kerajaan ini berpusat di Buleleng.
Latar Belakang
Bali bagian Utara khususnya di kabupaten Buleleng menyuguhkan keindahan alam yang bisa dikatakan belum banyak wisatawan ketahui. Di bali Utara ini keindahan alamnya sangat lengkap yang meliputi Pantai, Bukit, Danau, dll.
Kabupaten Buleleng dengan berbagai keindahan alamnya yang masih tidak setenar Bali Selatan yang selalu ramai oleh Wisatawan. Yang melatar belakangi kami mengangkat keindahan Bali Utara adalah keindahan alamnya yang tidak kalah dengan Bali Selatan.
Manfaat dan Kontribusi Karya
Tujuan dari eksplorasi Bali Utara yang kami lakukan yaitu untuk memperkenalkan kekayaan alam yang dimiliki Pulau Bali tepatnya di bagian Utara. Pada kenyataanya, saat ini kawasan Bali Utara sebagai kawasan yang seakan terlewatkan dibanding Bali Selatan yang menjadi pusatnya para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Meski tidak setenar daerah lainnya, tetapi Bali Utara menyimpan potensi besar. Letaknya yang dekat dengan laut dan bukit membuat wisata pegunungan dan bahari dapat dinikmati di sini. Sehingga kami ingin mengangkat kekayaan alam Bali Utara untuk diperkenalkan ke masyarakat luas dalam bentuk Karya Fotografi Dokumenter.
Peralatan yang digunakan
Dalam memenuhi kebutuhan dalam perjalanan, kami membawa beberapa alat demi kelancaran dan kemudahan serta untuk mendapat hasil foto yang maksimal dalam Ekspedisi ini. Alat-alat yang kami gunakan adalah sebagai berikut :
- Kamera Canon 600D
- Kamera Nikon D300
- Lensa Canon 70-200mm f4
- Tokina 11-16mm f2.8
- Lensa 18-55mm f5.6
- Remote Shutter
- Filter CPL, Filter GND, Filter ND
- Tripod Fotopro C-5i
- Tripod Beike Q-278
Proses Kreatif
Perjalanan menuju Bali Utara tepatnya di Kabupaten Buleleng kami awali dari Kota Yogyakarta dengan Kereta Api di Stasiun Lempuyangan sampai Stasiun Banyuwangi Baru, setelah sampai di Banyuawangi kami lanjutkan perjalanan dengan Kapal Ferry dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk. Sebelum perjalanan mulai kami sudah melakukan persiapan yang sangat matang untuk melakukan ekspedisi ini. Baik dari persiapan fisik, alat, maupun dana untuk kelancaran dan keberhasilan ekspedisi ini.
Untuk menggali informasi, kami melakukan riset dan pendekatan dengan masyarakat setempat untuk mengali informasi tentang tempat yang kami kunjungi dan kami arsipkan ke dalam sebuah karya. Untuk mencapai lokasi, kami menggunakan sepeda motor untuk mencapai lokasi dengan mudah dan cepat. Karena faktor cuaca yang tidak pasti, kami memasang Tenda dan menginap disetiap lokasi yang kami kunjungi untuk mendapatkan momen yang bagus saat berada di lokasi agar dapat memperoleh hasil foto yang memuaskan.
Oke langsung saja ke Inti dari blog ini yaitu karya Fotografi Dokumenter Travel tentang " Eksplorasi Alam Bali Utara"
1. Ogoh-ogoh Desa Padang Bulia

Suatu Upacara Adat yang diawali dengan Pawai Ogoh-ogoh yang dilakukan oleh masyarakat Desa Padang Bulia, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng yang dilakukan pada sehari menjelang Hari Raya Nyepi. Rata rata yang mengikuti ialah muda-mudi dari desa tersebut.
2. Ngamuk-amukan Api Danyuh




Selain pawai ogoh – ogoh, di Desa Padang Bulia juga terdapat tradisi yang unik yaitu tradisi “Ngamuk-amukan Api Danyuh”. Tradisi ini tergolong sakral karena dipercaya memiliki sifat magis. Tradisi ini menggunakan Api prakpak dari daun kelapa kering yang dibakar sebagai cerminan simbol Dewa Agni. Tradisi ini dipercaya dapat mengusir kekuatan negatif saat malam Pengerupukan maupun saat umat Hindu melaksanakan catur brata penyepian.
Dalam tradisi ini, api prakpak digunakan untuk menyerang kawan satu sama lain sehingga terlihat seperti perang antara dua kelompok masyarakat. Ia mengatakan tradisi ini sebenarnya dilaksanakan dengan spontan setelah pawai ogoh-ogoh dan upacara pecaruan.
3. Air Terjun Banyumala

Sebuah Air Terjun indah yang berlokasi di dasar lembah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Dimana air mengucur deras ke sela bebatuan yang berselimut tanaman cacar air dan lumut. Selain itu, pada Air Terjun ini terdapat kolam besar yang terbentuk secara alami.
4. Air Terjun Banyu wana Amertha



Kawasan Air Terjun “Banyu Wana Amertha” yang terletak di tengah-tengah perkebunan Kopi dan Cengkeh di Banjar Dinas Bhuana Sari, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Dalam kawasan ini terdapat tiga air terjun dengan rupa yang berbeda-beda, letak antara air terjun satu dengan lainya pun sangat berdekatan.
5. Air Terjun Sekumpul

Sesuai dengan namanya “ Air Terjun Sekumpul “ terletak di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali Indonesia. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 100 meter, sehingga bisa dikatakan menjadi salah satu tempat wisata air terjun tertinggi yang ada di pulau Bali.
6. Air Terjun Tembok Barak

Tebing-tebing atau tembok-tembok yang berwarna kuning-kuningan sehingga air terjun ini diberi nama “Air Terjun Tembok Barak” (tembok berarti dinding, barak berarti merah) yang diambil dari bahasa bali. Air terjun ini berada di Desa Sembangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali.
7. Pura Beji Sangsit

Keindahan arsitektur bangunan Pura yang menakjubkan, tipe bangunan simetris dari candi membuat pura ini tampak indah. Pura Beji terletak di Dusun/Banjar Beji, Desa Pakraman Sangsit Dauh Yeh, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.
8. Pelabuhan Buleleng

Pelabuhan Buleleng berlokasi sekitar 2,5 Kilometer arah utara pusat kota Singaraja. Tempat ini merupakan bekas pelabuhan yang dulu sempat menjadi tempat bongkar muat barang dan persinggahan kapal pesiar asing.
Dahulu Singaraja merupakan Ibu Kota Nusa Tenggara dan sebagai pusat pelayaran yang sangat penting keberadaanya, maka dibuatlah dermaga yang besar yang dikenal dengan nama Pelabuhan Buleleng. Namun, sekitar tahun 1950, sejak pusat pemerintahan Provinsi Bali dipindahkan dari Bali Utara ke Bali Selatan, kejayaan Pelabuhan Buleleng berangsur mulai menghilang dan meninggalkan sejarah dimasa penjajahan Belanda.
9. Monumen Yudha Mandala Tama

Sebuah Monumen di pelabuhan buleleng bernama “Monumen Yudha Mandala Tama” yang bermakna tempat perang yang utama, karena ditempat inilah perang utama terjadi. Monumen dengan tinggi 12 meter tersebut, berupa seorang pemuda kekar menunjuk ke arah lautan sambil memegang bambu runcing dengan sang merah putih pada ujungnya.
10. Pantai Ponjok Batu


Pantai yang terletak di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini adalah sebuah pantai suci di dekat Pura Ponjok Batu, masyarakat hindu sering menggunakan pantai ini untuk menyucikan diri (Melukat) dengan cara membasuhkan air ke muka dan di kepala lalu meminumnya.
Di Pantai ini cukup unik, lantaran letaknya berada di sebuah tanjung yang terdiri dari “watu” dimana Kata “Ponjok Batu” merupakan bahasa orisinil bali yang mempunyai arti Tanjung Batu.
11. Pulau Menjangan

Pulau Menjangan terletak di bagian Utara Pulau Bali yang merupakan wilayah teritorial Kabupaten Buleleng. Pulau Menjangan memiliki luas 6.000 hektar yang merupakan daerah kepulauan sendiri seperti Nusa Penida dan Lembongan. Pulau Menjangan adalah sebuah pulau yang memiliki keindahan pantai alam bawah laut yang paling dicari oleh para pecinta diving.
12. Pesisir Pantai Menjangan

Selain pemandangan bawah laut, Pulau Menjangan yang terletak di bagian Utara Pulau Bali tepatnya di Kabupaten Buleleng. juga memiliki keindahan Pantai yang tak kalah eksotis di banding pemandangan bawah laut.
13. Pura Segara Giri Dharma Kencana

Pesona Pulau Menjangan selain dilihat dari pesona bahari, juga terdapat beberapa Pura. Tampak patung Dewa Ganesha tinggi menjulang di pulau ini adalah “Pura Segara Giri Dharma Kencana”.
14. Pantai Pemuteran

Pantai Pemuteran berada di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Panjang pesisir pantai yang dimiliki oleh pantai pemuteran sekitar 6 kilometer. Bentuk pantai pemuteran seperti teluk karena daratannya yang menjorok ke tengah laut.
15. Ketenangan
Terletak di antara perbukitan dan berada di Teluk Pemuteran serta pohon pohon yang rindang. Pantai Pemuteran menonjolkan sebuah pemandangan yang indah dengan suasana ketenangan dan kesunyian.
16. Sebuah Rawa di Pantai Pemuteran

Sebuah rawa yang dapat ditemukan ketika perjalanan menuju pantai pemuteran, tenangnya air serta hijaunya dedaunan dari pohon-pohon disekitar rawa memberikan refleksi yang sangat indah.
17. Perahu Nelayan Pantai Pemuteran

Pantai Pemuteran masih tetap terbangun kealamian alam serta orang-orangnya yang hidup lewat cara tradisional, dipandang dari peralatan tradisional yang mereka pakai, seperti perahu serta jaring untuk beraktivitas penangkapan ikan.
18. Ketika hari menjelang sore

Salah satu nelayan di Pantai Pemuteran yang hendak pergi berlayar ketengah laut dengan perahu tradisionalnya untuk mencari ikan. Dengan peralatan yang sederhana demi memenuhi kebutuhan hidup.
19. Pantai Pemuteran

Sekumpulan batu – batu di kawasan pantai pemuteran nampak indah saat menjelang matahari terbit, disertai pemandangan bukit – bukit disekitar daerah pemuteran.
20. Bukit Kursi Pemuteran


Selain pemandangan pantai yang indah Pemuteran juga menyuguhkan keindahan alam yang tak kalah indah yaitu perbukitan yang berada tak jauh dari pantai, salah satunya adalah Bukit Kursi yang begitu indah untuk di kunjungi, di perbukitan ini bisa menikmati indahnya matahari terbenam dari atas bukit yang bisa ditempuh sekitar setengah jam dengan menaiki anak tangga
21. Danau Kembar

Pagi hari terlihat matahari akan terbit. Sebuah hutan yang memisah danau Buyan dan Danau Tamblingan. Panjang dari hutan tersebut hanya sekitar 1 kilometer, Dinamakan danau kembar karena lokasinya sangat dekat sehingga masyarakat menyebutnya danau kembar.
22. Menjelang Matahari Terbit

Danau Buyan adalah danau yang terletak dikawasan Desa Pancasari, kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Alam yang masih terjaga karena danau ini belum tersentuh para investor sehingga tidak ada aktifitas seperti bermain jetski atau watersport.
23. Danau Tamblingan di Pagi Hari

Danau Tamblingan adalah sebuah danau yang terletak di lereng sebelah utara Gunung Lesung, kawasan Desa Munduk, kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Sebuah kapal yang digunakan masyarakat setempat untuk mencari ikan dan disewakan untuk aktifitas pemotretan di tengah danau.
24. Nelayan dan Balutan Kabut

Di Pagi hari itu, cuaca nampak lumayan berkabut, namun kesibukan pagi disekitar Danau Tamblingan tetap berjalan seperti biasa. Para nelayan beranjak ketepian setelah semalaman mencari nafkah dengan menebar jala atau memasang jaring untuk menangkap ikan yang ada di Danau.
25. Pura Ulun Danu Buyan

Terlihat Sebuah Pura di pesisir Danau Buyan yang bisa dilihat dari Jalan Raya diatas Danau. Pura ini bernama Pura Ulun Danu Buyan, biasanya digunakan untuk Upacara persembahan untuk Dewi Danu, Dewi Air, Danau dan Sungai
26. Pura Ulun Danu Tamblingan Dimalam Hari

Malam begitu cerah, bertaburan bintang bintang yang sangat indah, serta arsitektur Pura Ulun Danu Tamblingan. Sebuah pura yang terletak di pesisir Danau Tamblingan.
Comments